Rabu, 01 Mei 2013

Resume The King’s Speech (Biography Drama History 2010)


The King Speech



Dalam cerita tersebut, seorang laki-laki yang bernama tuan jhonson yang berusia sekitar 40 tahun mengalami gagap bicara di depan khalayak umum. Jhonson adalah keturunan keluarga raja yang seharusnya terbiasa dengan keadaan tersebut. Karena kelainan yang dialaminya ini sang istri kemudian mencarikan dokter untuk membantu memecahkan masalah yang dialami suaminya.
Dokter pertama yang membantu jhonson, menggunakan pendekatan klasik yaitu pendekatan yang berfokus pada solusi tidak menguak penyebab atau pengalaman masalalu klien. Terapi yang di lakukan pertama kali adalah menyuruh jhonson untuk merokok karena hal itu membuatnya tenang (relaks), langkah berikutnya adalah, terpis menyuruh klien memesukkan beberapa butir kelereng ke dalam mulutnya dan menyiruhnya berbicara, klien merasa tidak suka dan terapi ini dinyatakan tidak berhasil.
Kegagalan tersebut tidak membuat istrinya menyerah, ia kemudian mencari dokter . kemudian ia bertemu Leonel dan melakukan negoisasi terapi yang hasilnya adalah:
· Leonel bisa menerapi jika klien datang sendri dan terapi dilakukan dirumah (ditempat yang sudah ditentukan)
· Klien harus mengikuti semua yang diperintahkan terapis.
Pertemuan 1
Klien datang bersama istri menemui terapis, kemudian diadakan perjanjian. Selanjutnya adalah terapis mulai melakukan terapinya, klien disuruh untuk tegak berdiri dan membaca sebuah catatan, klien merasa tidak bisa (tetap gagap) kemudian terapis memberikan stimulus berupa musik. Menyuruh klien membaca sambil mendengarkan musik (hasilnya direkam). Klienpun melakukannya namun ia merasa bosan dan memutuskan untuk menghentikan kegiatan itu.
Namun hasilnya mengejutkan, rekaman tersebut menunjukkan bahwa ia bisa lancar membaca dengan cara mendengarkan musik. Kesimpulan kami terapis menggunakan pendekatan Behavior.
Pertemuan 2
 Setelah mendengar hasil rekaman itu, klien mendatangi terapis. Dalam sesi ini terapis melakukan latihan diafragma dan pernapasan agar klien dapat melafalkan huruf dengan jelas (mengurangi kegagapan). Disini klien diminta untuk membayangkan kalau ia nantii bisa berbicara dengan lancar.
Pertemuan 3
Terapis meminta klien untuk bernyanyi, karena ketika bernyanyi klien dapat melafalkannya dengan jelas. Pertemuan ketiga ini juga digunakan terapis untuk menggali penyebab atau pengalaman masa lalu yang dialami klien. Ternyata ia sedang terpukul dengan kepergian Ayahnya, ia juga memiliki kakak yang mewarisi tahta kerajaan tetapi kakanya tidak bisa diandalkan. Sedangkan ia sangat berharap dengan kaknya karena nasib kerajaan ada di tangan pewaris tahta.
Tuan jhonson juga mengalami perlakuan yang tidak baik sewaktu kecil oleh neneknya, ia merasa bahwa kakaknya yang lebih disayang, bahkan ia kerap dipukul, ia juga sering mendapat ejekan dari david (kakaknya).
Kami menyimpulkan bahwa dalam sesi ini terapis menggunakan pendekatan psikoanalisis.
Pertemuan 4
Sama  seperti sesi sebelumnya, klien diminta untuk melafalkan kalimat, disini terapis menemukan sisi lain dari klien yaitu ketika klien sedang emosi maka ia dapat dengan lancar berbicara. Kemudian terapis mengajak klien jalan-jalan dan berbincang, tujuannya disini untuk menjaga hubungan terapiutik yang baik. Namun respon yang ditunjukkan klien berbeda, ia marah karena tersinggung dengan perkataan terapis menyangkut masalah keluarganya, khususnya masalah yang berkaitan dengan tahta kerajaan, akibatnya klien emosi dan meminta sesi ini berakhir.
Pertemuan 5
Karena David (kakaknya) mengundurkan diri sebagai raja, maka tuan jhonsonlah yang menggatikan kedudukan itu. Ia merasa cemas, tertekan karena tidak bisa berbicara lancar (gagap) jika di depan khalayak umum. Pada saat pelantikan akan dimulai tuan Jhonson diminta untuk memberikan sumpah dan ia membutuhkan terapisnya untuk membantu. Ia sangat marah pada saat itu, karena ternyata terapisnya tidak memiliki ijasah dan kulaifikasi. Hal ini cukup membuat tuan jhonson ragu dan putus asa. Kemudian terapis memancing emosi klien dan  mengaplikasikannya dengan latihan pemberian sumpah, hasilnya pun berhasil.
Terapis kembali menerapkan pendekatan behavior, dengan memberikan stimulus berupa membut tuan jhonson emosi.
Pertemuan 6
Ketika sudah diangkat menjadi raja, tuan Jhonson diperintahkan untuk memberikan pidato. Sekalipun sudah diterapi beberapa kali tuan jhonson masih merasa gugup dan tidak percaya diri, kali ini tuan jhonson meminta agar terapisnya mendampingi saat memberikan pidato kenegaraan di radio. Awalnya ia terlihat gugup dan sangat berhati-hati tapi untuk kalimat berikutnya ia berhasil lancar.
Kesimpulan
Setelah diamati dari langkah-langkah yang dilakukan, terapis menggunakan pendekatan psikoanalisis dan behaviour, yaitu terapi bertujuan untuk mengubah perilaku dengan memberikan stimulus. Tetapi terapi juga melihat masalalu klien sebagai penyebab perilakunya yang sekarang.
Filem ini menunjukkan bahwa terapi tidak hanya dilakukan oleh seseorang yang ahli dan bersertifikat, tetapi terapi bisa dilakukan oleh orang yang memiliki pengalaman dan keyakinan. Pengalaman dan keyakinan digunakan sebagai modal untuk melakukan terapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar