The King Speech
Dalam cerita tersebut, seorang laki-laki yang bernama
tuan jhonson yang berusia sekitar 40 tahun mengalami gagap bicara di depan
khalayak umum. Jhonson adalah keturunan keluarga raja yang seharusnya terbiasa
dengan keadaan tersebut. Karena kelainan yang dialaminya ini sang istri
kemudian mencarikan dokter untuk membantu memecahkan masalah yang dialami
suaminya.
Dokter pertama yang membantu jhonson, menggunakan
pendekatan klasik yaitu pendekatan yang berfokus pada solusi tidak menguak
penyebab atau pengalaman masalalu klien. Terapi yang di lakukan pertama kali
adalah menyuruh jhonson untuk merokok karena hal itu membuatnya tenang
(relaks), langkah berikutnya adalah, terpis menyuruh klien memesukkan beberapa
butir kelereng ke dalam mulutnya dan menyiruhnya berbicara, klien merasa tidak
suka dan terapi ini dinyatakan tidak berhasil.
Kegagalan tersebut tidak membuat istrinya menyerah, ia
kemudian mencari dokter . kemudian ia bertemu Leonel dan melakukan negoisasi
terapi yang hasilnya adalah:
· Leonel bisa menerapi jika klien datang sendri dan
terapi dilakukan dirumah (ditempat yang sudah ditentukan)
· Klien harus mengikuti semua yang diperintahkan
terapis.
Pertemuan 1
Klien datang bersama istri menemui terapis, kemudian
diadakan perjanjian. Selanjutnya adalah terapis mulai melakukan terapinya,
klien disuruh untuk tegak berdiri dan membaca sebuah catatan, klien merasa
tidak bisa (tetap gagap) kemudian terapis memberikan stimulus berupa musik.
Menyuruh klien membaca sambil mendengarkan musik (hasilnya direkam). Klienpun
melakukannya namun ia merasa bosan dan memutuskan untuk menghentikan kegiatan
itu.
Namun hasilnya mengejutkan, rekaman tersebut menunjukkan
bahwa ia bisa lancar membaca dengan cara mendengarkan musik. Kesimpulan kami
terapis menggunakan pendekatan Behavior.
Pertemuan 2
Setelah mendengar hasil rekaman itu, klien
mendatangi terapis. Dalam sesi ini terapis melakukan latihan diafragma dan
pernapasan agar klien dapat melafalkan huruf dengan jelas (mengurangi
kegagapan). Disini klien diminta untuk membayangkan kalau ia nantii bisa
berbicara dengan lancar.
Pertemuan 3
Terapis meminta klien untuk bernyanyi, karena ketika
bernyanyi klien dapat melafalkannya dengan jelas. Pertemuan ketiga ini juga
digunakan terapis untuk menggali penyebab atau pengalaman masa lalu yang
dialami klien. Ternyata ia sedang terpukul dengan kepergian Ayahnya, ia juga
memiliki kakak yang mewarisi tahta kerajaan tetapi kakanya tidak bisa
diandalkan. Sedangkan ia sangat berharap dengan kaknya karena nasib kerajaan
ada di tangan pewaris tahta.
Tuan jhonson juga mengalami perlakuan yang tidak baik
sewaktu kecil oleh neneknya, ia merasa bahwa kakaknya yang lebih disayang,
bahkan ia kerap dipukul, ia juga sering mendapat ejekan dari david (kakaknya).
Kami menyimpulkan bahwa dalam sesi ini terapis
menggunakan pendekatan psikoanalisis.
Pertemuan 4
Sama seperti sesi sebelumnya, klien diminta untuk
melafalkan kalimat, disini terapis menemukan sisi lain dari klien yaitu ketika
klien sedang emosi maka ia dapat dengan lancar berbicara. Kemudian terapis
mengajak klien jalan-jalan dan berbincang, tujuannya disini untuk menjaga
hubungan terapiutik yang baik. Namun respon yang ditunjukkan klien berbeda, ia
marah karena tersinggung dengan perkataan terapis menyangkut masalah
keluarganya, khususnya masalah yang berkaitan dengan tahta kerajaan, akibatnya
klien emosi dan meminta sesi ini berakhir.
Pertemuan 5
Karena David (kakaknya) mengundurkan diri sebagai raja,
maka tuan jhonsonlah yang menggatikan kedudukan itu. Ia merasa cemas, tertekan
karena tidak bisa berbicara lancar (gagap) jika di depan khalayak umum. Pada
saat pelantikan akan dimulai tuan Jhonson diminta untuk memberikan sumpah dan
ia membutuhkan terapisnya untuk membantu. Ia sangat marah pada saat itu, karena
ternyata terapisnya tidak memiliki ijasah dan kulaifikasi. Hal ini cukup
membuat tuan jhonson ragu dan putus asa. Kemudian terapis memancing emosi klien
dan mengaplikasikannya dengan latihan pemberian sumpah, hasilnya pun
berhasil.
Terapis kembali menerapkan pendekatan behavior, dengan
memberikan stimulus berupa membut tuan jhonson emosi.
Pertemuan 6
Ketika sudah diangkat menjadi raja, tuan Jhonson
diperintahkan untuk memberikan pidato. Sekalipun sudah diterapi beberapa kali
tuan jhonson masih merasa gugup dan tidak percaya diri, kali ini tuan jhonson
meminta agar terapisnya mendampingi saat memberikan pidato kenegaraan di radio.
Awalnya ia terlihat gugup dan sangat berhati-hati tapi untuk kalimat berikutnya
ia berhasil lancar.
Kesimpulan
Setelah diamati dari langkah-langkah yang dilakukan,
terapis menggunakan pendekatan psikoanalisis dan behaviour, yaitu terapi
bertujuan untuk mengubah perilaku dengan memberikan stimulus. Tetapi terapi
juga melihat masalalu klien sebagai penyebab perilakunya yang sekarang.
Filem ini menunjukkan bahwa terapi tidak hanya dilakukan
oleh seseorang yang ahli dan bersertifikat, tetapi terapi bisa dilakukan oleh
orang yang memiliki pengalaman dan keyakinan. Pengalaman dan keyakinan
digunakan sebagai modal untuk melakukan terapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar