APAKAH ITU PSIKOTERAPI
Pengantar
Psikoterapi
merupakan topic yang paling mendasar dalam Psikologi. Aliran-aliran pemikiran
besar yang menjadi mainstream dalam psikologi ternyata tidak bisa dilepaskan
dengan praktek dan teori Psikoterapi, mulai dari Psikoanalis, Kognitif
Behaviorisme, Humanistik dan Transpersonal, semuanya mempunyai suatu bentuk
pendekatan dalam psikoterapi
Pendekatan
konvensional, yang telah memiliki grand theory yang sudah mapan, yaitu :
Pendekatan Humanistik, Kognitif, Gestalt dan Analisis Transaksional
Pendekatan
kontemporer dimaksudkan sebagai pendekatan yang relative masih baru berkembang.
Termasuk didalamnya adalah pendekatan dengan menggunakan Teknik Meditasi,
Latihan Ketrampilan Sosial, dan Terapi Ekspresi Wajah Positif.
Pihak-pihak lain
di masyarakat yang juga memberikan bantuan mirip psikoterapi, misalnya para
tokoh agama, paranormal atau berbagai bentuk perguruan bela diri.
Pendekatan
Humanistik Carl Rogers Dalam Psikoterapi
Dia adalah salah satu tokoh utama dalam pendekatan Humanistik, yang pemikiran dan teknik pendekatannya banyak diacu oleh psikoterapis yang lain, Teori kepribadian yang dijadikan sebagai landasan termasuk dalil-dalil pemikirannya sampai pada teknik aplikasinya.
Dia adalah salah satu tokoh utama dalam pendekatan Humanistik, yang pemikiran dan teknik pendekatannya banyak diacu oleh psikoterapis yang lain, Teori kepribadian yang dijadikan sebagai landasan termasuk dalil-dalil pemikirannya sampai pada teknik aplikasinya.
Pendekatan
Analisis Transaksional yang dikembangkan oleh Eri Berne.
Menekankan pada hubungan antar manusia ketimbang persoalan intra psikis atau ketidaksadaran seperti yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Teori Eric Berne tentang status Ego Anak, Dewasa dan Orang tua dibahas dalam bagian ini.
Menekankan pada hubungan antar manusia ketimbang persoalan intra psikis atau ketidaksadaran seperti yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Teori Eric Berne tentang status Ego Anak, Dewasa dan Orang tua dibahas dalam bagian ini.
Terapi Gestalt
yang dikembangkan oleh Frederick Pearl ini termasuk pendekatan Humanistik. Yang
menarik dari pendekatan ini adalah adanya teknik-teknik yang konkret dan mudah
dilaksanakan seperti teknik kursi kosong, bermain peran dan agenda bebas.
Selain bisa dilaksanakan seara individual, teknik ini ternyata bisa juga
diterapkan dalam seting kelompok.
Pendekatan Kognitif dalam Psikoterapi
Pendekatan ini
sangat menekankan pada pentingnya kognisi. Para pendukung pendekatan ini
meyakini bahwa proses kognisi mempunyai andil yang sangat besar terhadap
timbulnya suatu bentuk emosi.
Sampai tahun
1980 ada lebih dari 250 pendekatan dalam psikoterapi yang tercatat dalam
Handbook of psychotherapy. Kalau psikoterapi adalah proses penyembuhan batin,
maka dapat diobservasi banyaknya jenis penyembuhan di bumi kita ini.
Pengertian
Istilah
“psikoterapi” berasal dari dua kata, yaitu “psiko” dan “terapi”. Psiko artinya
kejiwaan atau mental dan “terapi” adalah penyembuhan atau usada. Jadi kalau
dibahasa Indonesiakan psikoterapi mungkin dapat disebut Penyembuhan jiwa atau
Penyembuhan (usada) mental.
Jadi
Psikoterapi adalah proses formal interaksi antara dua pihak atau lebih yang
satu adalah professional penolong dan yang lain adalah “petolong” (orang yang
ditolong) dengan catatan bahwa interaksi itu menuju pada perubahan atau
penyembuhan.
Apa beda psikoterapi dengan konseling atau praktek
paranormal ?
• Kalau konseling dan psikoterapi adalah proses professional
• Ahli perilaku menggunakan pengamatan, wawancara, dan psikotest dan teori yang diacu dalam prakteknya
• Dapat dikatakan bahwa psikoterapi dan konseling berdasarkan teori dan data ilmiah yang telah dikaji secara empiric sedangkan paranormal tidak harus dibuktikan secara empiric.
• Penyembuhan dilakukan dengan pembicaraan dan latihan-latihan yang dilakukan oleh klien dengan bimbingan professional atau pun asisten-asistennya.
Paranormal :
• Kalau praktek paranormal tidak harus profesional
• Landasan teori data ilmiah yang dikaji tidak harus dibuktikan secara empiric
• Orang datang berdasarkan kepercayaan dan keyakinan saja.
• Perubahan pun dapat diyakini kebenarannya
• Penyembuhan dilakukan selain dengan pembicaraan, juga dapat dengan upacara-upacara yang dilakukan oleh paranormal berikut asisten-asistennya.
• Kalau konseling dan psikoterapi adalah proses professional
• Ahli perilaku menggunakan pengamatan, wawancara, dan psikotest dan teori yang diacu dalam prakteknya
• Dapat dikatakan bahwa psikoterapi dan konseling berdasarkan teori dan data ilmiah yang telah dikaji secara empiric sedangkan paranormal tidak harus dibuktikan secara empiric.
• Penyembuhan dilakukan dengan pembicaraan dan latihan-latihan yang dilakukan oleh klien dengan bimbingan professional atau pun asisten-asistennya.
Paranormal :
• Kalau praktek paranormal tidak harus profesional
• Landasan teori data ilmiah yang dikaji tidak harus dibuktikan secara empiric
• Orang datang berdasarkan kepercayaan dan keyakinan saja.
• Perubahan pun dapat diyakini kebenarannya
• Penyembuhan dilakukan selain dengan pembicaraan, juga dapat dengan upacara-upacara yang dilakukan oleh paranormal berikut asisten-asistennya.
Konseling
dan psikoterapi, menurut Corsini (1989), berbeda bukan secara kualitatif, tetapi
sebagai perbedaan kuantitatif. Suatu proses interaksi antara professional dan
kliennya disebut konseling atau psikoterapi hanyalah beda jumlah intervensi
yang dilakukan saja.
Dalam
konseling konselor lebih aktif memberikan intervensi daripada terapis yang
lebih banyak mendengarkan. Konseling lebih sebagai pemecahan masalah yang
disediakan oleh konselor, sedangkan psikoterapi lebih sebagai proses koreksi
pengalaman emosi.
Psikoterapi
adalah proses professional dengan kode etik tertentu. Ada aturan-aturan
tertentu bahwa suatu proses disebut konseling atau psikotherapi Yaitu :
• Biaya
• Waktu
• Tempat
• Alat-alat yang digunakan
• Teknik-teknik yang diterapkan
• Landasan teori yang mendasari proses terapi.
• Biaya
• Waktu
• Tempat
• Alat-alat yang digunakan
• Teknik-teknik yang diterapkan
• Landasan teori yang mendasari proses terapi.
Jadi
misalnya interaksi antar teman jelas bukan proses terapi atau konseling,
meskipun mungkin interaksi itu membawa perubahan
Tujuan Terapi dalam Psikoterapi
1. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang
benar.Tujuan ini biasanya dilakukan melalui terapi yang sifatnya direktif dan
suportif. Persuasi dengan cara diari nasehat sederhana sampai pada hypnosis
digunakan untuk menolong orang bertindak dengan cara yang tepat.
2. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan yang mendalam. Fokus disini adalah adanya katarsis.
3. Membantu klien mengembangkan potensinya. Klien
diharapkan dpt. Mengembangkan potensinya. Ia akan mampu melepaskan diri dari
fiksasi yang dialaminya. Klien akan menemukan bahwa dirinya mampu untuk
berkembang ke arah yang lebih positif.
4. Mengubah kebiasaan. Tugas perapis adalah
menyiapkan situasi belajar baru yang dapat digunakan untuk mengganti
kebiasaan-kebiasaan yang kurang adaptif.
5. Mengubah struktur kognitif individu. Menggambarkan
ttg. Dirinya sendiri maupun dunia sekitarnya. Masalah muncul biasanya terjadi
kesenjangan antara struktur kognitif individu dengan kenyataan yang
dihadapinya. So. Struktur kognisi perlu diubah untuk menyesuaikan dengan
kondisi yang ada.
6. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil
keputusan dengan tepat.
7. Meningkatkan pengetahuan diri atau insight
(pencerahan).
8. Meningkatkan hubungan antar pribadi. Terapi
kelompok merupakan dapat memberikan kesempatan bagi individu untuk meningkatkan
hubungan antar pribadi ini.
9. Mengubah lingkungan social individu. Terutama
terapi yang diperuntukan untuk anak-anak.
10. Mengubah proses somatic supaya mengurangi rasa
sakit dan meningkatkan kesadaran tubuh. Latihan fisik dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran individu. Seperti : Relaksasi untuk mengurangi kecemasan,
yoga, senam, menari dll.
11. Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan
kesadaran, control, dan kreativitas diri.
Tujuan-tujuan tersebut saling mengkait. Itu bukan berdiri sendiri-sendiri. Misalnya : Latihan tubuh dapat dikombinasikan dengan latihan meditasi. Mengembangkan potensi dapat dikombinasikan dengan pemecahan masalah.
Tujuan-tujuan tersebut saling mengkait. Itu bukan berdiri sendiri-sendiri. Misalnya : Latihan tubuh dapat dikombinasikan dengan latihan meditasi. Mengembangkan potensi dapat dikombinasikan dengan pemecahan masalah.
TAHAP-TAHAP PSIKOTERAPI
Setelah
mengatahui tujuan terapi perlu mengetahui tahapan-tahapan dalam terapi.
A. Wawancara
Terapis akan mengetahui keluhan atau permasalahan klien. Dalam tahap ini perlu dikemukakan :
• Aturan-aturan apa saja yang perlu diketahui oleh klien.
• Apa yang akan dilakukan oleh terapis
• Apa yang diharapkan klien
• Adanya persekutuan antara klien dengan terapis untuk melawan masalah yang dihadapi klien.
• Perlu dibina rapport, yaitu hubungan yang menimbulkan keyakinan dan kepercayaan klien bahwa ia akan dapat ditolong. Tanpa ini klien akan lari sebelum mulai. Terapi tidak akan berjalan seperti yang diharapkan.
• Perlu dikembangkan komitmen klien untuk menjalankan perannya sebagai klien.
• Kontrak terapeutik, perlu pula dikemukakan.
• Persetujuan antara tugas klien dan tugas terapis kapan dan dimana terapi dilakukan dan berapa lama.
• Kemukakan tujuan yang akan dicapai oleh klien dalam trapi. Apa yang dapat dijanjikan terapis dan apa yang dapat diharapkan oleh klien
• Untuk menyakinkan klien perlu dikemukakan keberhasilan yang telah dialami terapis untuk kasus-kasus yang sama. Atau dapat dikemukakan hasil penelitian tentang efektivitas pendekatan yang digunakan terapis.
Tugas terapis adalah memberikan perhatian penuh dan mendengarkan dengan seksama apa yang diungkapkan oleh klien.
Tugas klien adalah menceritakan semuanya pada terapis. Jangan sampai terbalik bahwa terapis yang banyak bicara dank lien yang mendengarkan.
Terapis banyak memberikan nasehat dank lien hanya mendengarkan saja. Kalau sampai terjadi seperti ini berarti bukan merupakan proses psikoterapi tetapi konsultasi.
Terapis akan mengetahui keluhan atau permasalahan klien. Dalam tahap ini perlu dikemukakan :
• Aturan-aturan apa saja yang perlu diketahui oleh klien.
• Apa yang akan dilakukan oleh terapis
• Apa yang diharapkan klien
• Adanya persekutuan antara klien dengan terapis untuk melawan masalah yang dihadapi klien.
• Perlu dibina rapport, yaitu hubungan yang menimbulkan keyakinan dan kepercayaan klien bahwa ia akan dapat ditolong. Tanpa ini klien akan lari sebelum mulai. Terapi tidak akan berjalan seperti yang diharapkan.
• Perlu dikembangkan komitmen klien untuk menjalankan perannya sebagai klien.
• Kontrak terapeutik, perlu pula dikemukakan.
• Persetujuan antara tugas klien dan tugas terapis kapan dan dimana terapi dilakukan dan berapa lama.
• Kemukakan tujuan yang akan dicapai oleh klien dalam trapi. Apa yang dapat dijanjikan terapis dan apa yang dapat diharapkan oleh klien
• Untuk menyakinkan klien perlu dikemukakan keberhasilan yang telah dialami terapis untuk kasus-kasus yang sama. Atau dapat dikemukakan hasil penelitian tentang efektivitas pendekatan yang digunakan terapis.
Tugas terapis adalah memberikan perhatian penuh dan mendengarkan dengan seksama apa yang diungkapkan oleh klien.
Tugas klien adalah menceritakan semuanya pada terapis. Jangan sampai terbalik bahwa terapis yang banyak bicara dank lien yang mendengarkan.
Terapis banyak memberikan nasehat dank lien hanya mendengarkan saja. Kalau sampai terjadi seperti ini berarti bukan merupakan proses psikoterapi tetapi konsultasi.
B. Proses Terapi
Tahap kedua dari psikoterapi adalah proses terapi. Supaya terjadi komunikasi yang mengalir dengan baik perlu dilakukan hal-hal sbb:
• Mengkaji pengalaman klien
• Menggali pengalaman masa lalu
• Mengkaji hubungan antara terapis dank lien saat ini dan di sini
• Melakukan pengenalan, jenjelasan, dan pengartian perasaan dan arti-arti pribadi pengalaman klien
Tahap kedua dari psikoterapi adalah proses terapi. Supaya terjadi komunikasi yang mengalir dengan baik perlu dilakukan hal-hal sbb:
• Mengkaji pengalaman klien
• Menggali pengalaman masa lalu
• Mengkaji hubungan antara terapis dank lien saat ini dan di sini
• Melakukan pengenalan, jenjelasan, dan pengartian perasaan dan arti-arti pribadi pengalaman klien
C. Pengertian ke Tindakan
Tahap ini dilakukan pada saat menjelang terapi berakhir.
Hal-hal yang perlu dilakukan terapis dan klien :
• Disini terapis mengkaji bersama klien tentang apa yang telah dipelajari klien selama terapi berlangsung.
• Apa yang telah diketahui klien akan diterapkan dalam kehidupannya nanti.
Tahap ini dilakukan pada saat menjelang terapi berakhir.
Hal-hal yang perlu dilakukan terapis dan klien :
• Disini terapis mengkaji bersama klien tentang apa yang telah dipelajari klien selama terapi berlangsung.
• Apa yang telah diketahui klien akan diterapkan dalam kehidupannya nanti.
D. Mengakhiri Terapi
Terapi dapat diakhiri kalau tujuan telah tercapai. Atau apabila klien tidak melanjutkan terapi.
Demikian juga terapis dapat mengakhiri terapi kalau ia tidak dapat lagi menolong kliennya, ia mungkin dirujuk
Klien harus diberitahu beberapa waktu sebelum pengakhiran terapi, hal ini penting karena klien akan menghadapi lingkungannya nanti sendiri tapa bantuan terapis.
Ketergantungannya kepada terapis selama ini sedikit-sedikit harus dihilangkan dengan menumbuhkan kemandirian klien.
Terapi dapat diakhiri kalau tujuan telah tercapai. Atau apabila klien tidak melanjutkan terapi.
Demikian juga terapis dapat mengakhiri terapi kalau ia tidak dapat lagi menolong kliennya, ia mungkin dirujuk
Klien harus diberitahu beberapa waktu sebelum pengakhiran terapi, hal ini penting karena klien akan menghadapi lingkungannya nanti sendiri tapa bantuan terapis.
Ketergantungannya kepada terapis selama ini sedikit-sedikit harus dihilangkan dengan menumbuhkan kemandirian klien.
INTERVENSI DASAR
Tiap terapi
(Pend. Psikodinamika, humanistic, atau perilaku) slalu membutuhkan intervensi dasar.
Ketrampilan intervensi dasar ini sangat berguna antar lain:
• Profesional akan terpercaya
• Klien akan yakin bahwa professional akan dapat menolong permasalahan yang sedang dihadapinya.
• Klien akan merasa dimengerti sehingga ia akan dapat lebih mudah untuk berubah
• Kerja sama yang baik akan terbina bilamana professional dapat menunjukkan ketrampilannya dalam intervensinya.
Menurut Korchin (1979) perlu adanya kondisi-kondisi yang perlu dicapai dalam psikologi :
• Psikoterapi merupakan kesempatan untuk belajar
• Dalam psikoterapi individu mengalami bukan hanya membicarakan pengalamannya.
• Hubungan yang menyembuhkan.
• Motivasi, keyakinan, dan harapan klien perlu ada dalam tiap proses psikoterapi.
Ketrampilan intervensi dasar ini sangat berguna antar lain:
• Profesional akan terpercaya
• Klien akan yakin bahwa professional akan dapat menolong permasalahan yang sedang dihadapinya.
• Klien akan merasa dimengerti sehingga ia akan dapat lebih mudah untuk berubah
• Kerja sama yang baik akan terbina bilamana professional dapat menunjukkan ketrampilannya dalam intervensinya.
Menurut Korchin (1979) perlu adanya kondisi-kondisi yang perlu dicapai dalam psikologi :
• Psikoterapi merupakan kesempatan untuk belajar
• Dalam psikoterapi individu mengalami bukan hanya membicarakan pengalamannya.
• Hubungan yang menyembuhkan.
• Motivasi, keyakinan, dan harapan klien perlu ada dalam tiap proses psikoterapi.
BEBERAPA INTERVENSI DASAR
Untuk mencapai
tujuan ada beberapa intervensi yang perlu diketahui dan dikuasai. Beberapa
intervensi tersebut adalah:
1. Bertanya.
1. Bertanya.
Untuk bertanya
sebagai intervensi perlu dilakukan dengan teknik tertentu. Yaitu bertanya tapi
bukan dengan kalimat Tanya yang dimulai dengan kata Tanya tetapi dengan
pernyataan. Lebih baik lagi bila dikaitkan dengan apa yang dikemukakan klien
sebelumnya.
Contoh :
“Anda tadi telah menceritakan ttg….padahal keluhan anda adalah ttg….. Saya ingin tahu lebih lanjut tentang…..Mungkin anda dapat menceritakan tentang hal tersebut sekarang.”
Contoh :
“Anda tadi telah menceritakan ttg….padahal keluhan anda adalah ttg….. Saya ingin tahu lebih lanjut tentang…..Mungkin anda dapat menceritakan tentang hal tersebut sekarang.”
Yang perlu
diperhatikan lagi dalam bertanya adalah observasi yang teliti tentang ekspresi
wajah, gerak tangan dan tubuh klien. Komunikasi non verbal ini merupakan sumber
informasi yang kaya akan apa yang sedang dialimi klien saat itu.
2. Penjelasan
Data yang
terkumpul harus akurat. Hal-hal yang kurang jelas perlu dimintakan
penjelasannya.
Contoh :
“Anda mengatakan bahwa hubungan anda dengan bos kurang baik. Saya ingin kejelasan tentang perasaan Anda terhadap hubungan yang kurang baik ini. Anda merasa terpojok dalam hubungan ini., Mungkin Anda dapat menerangkan lebih lanjut tentang perasaan terpojok ini ?”
Contoh :
“Anda mengatakan bahwa hubungan anda dengan bos kurang baik. Saya ingin kejelasan tentang perasaan Anda terhadap hubungan yang kurang baik ini. Anda merasa terpojok dalam hubungan ini., Mungkin Anda dapat menerangkan lebih lanjut tentang perasaan terpojok ini ?”
3. Eksklamasi
Yaitu kata-kata
atau gerakan yang menyatakan menyetujui, mengerti, ataupun tidak menyetujui
akan apa yang dikemukakan oleh klien. Kata-kata “Hhh..hhm”, “Ya” atau anggukan
kepala, gelengan kepala adalah contoh eksklamasi. Juga kita harus perhatian
penuh terhadap apa yang dikemukakan klien.
4. Konfrontasi
Adalah
intervensi yang ampuh apabila dilakukan dengan tepat. Intervensi ini dilakukan
kalau hubungan terapis dengan kliennya telah terbina dengan baik. Klien harus
siap untuk menerimanya.
Konfrontasi dapat dilakukan apabila klien menghindari suatu topic atau berhenti membicarakan suatu hal. Sebaiknya konfrontasi tidak dilakukan dilakukan pada awal terapi karena akan menakutkan klien.
Konfrontasi dapat dilakukan apabila klien menghindari suatu topic atau berhenti membicarakan suatu hal. Sebaiknya konfrontasi tidak dilakukan dilakukan pada awal terapi karena akan menakutkan klien.
5. Interpretasi
Yaitu intervensi
yang harus sangat hati-hati dalam melakukannya. Hal ini dapat dilakukan apabila
data telah terkumpul dan cukup untuk diberi arti tertentu.
Interpretasi adalah suatu asumsi bukan sebagai suatu kenyataan. Jadi dalam mengemukakan pun harus hati-hati. Kata-kata seperti “mungkin, sepertinya, nampaknya, kelihatannya” perlu dikemukakan sebelum interpretasi diungkapkan. Ini dilakukan apabila klien siap menerimanya.`
Interpretasi adalah suatu asumsi bukan sebagai suatu kenyataan. Jadi dalam mengemukakan pun harus hati-hati. Kata-kata seperti “mungkin, sepertinya, nampaknya, kelihatannya” perlu dikemukakan sebelum interpretasi diungkapkan. Ini dilakukan apabila klien siap menerimanya.`
Tidak ada komentar:
Posting Komentar