Minggu, 31 Maret 2013

Antara marah dan Cemburu


Amarah adalah salah satu bentuk emosi yang dimiliki oleh seseorang. Emosi sendiri memiliki kekuatan yang sangat dahsyat untuk membangun atau menghancurkan kehidupan seseorang. Ketika emosi dikelola dengan baik, kekuatannya dapat membangun kehidupan seseorang menjadi lebih baik, tetapi begitu juga sebaliknya ketika emosi tidak dikelola dengan baik.
Tanda” orang marah :
1.      Muka merah
2.      Nafas pendek
3.      Tatapan mata tajam
4.      Merasa dia paling kuat
5.      Mendominasi 

Marah itu ada dua jenis kawan, pasti belum pada tau khn??..hahahah…..ayokkk…baca perlahan..:
1. Marah yang tidak konstruktif
Adalah dimana seseorang tidak dapat mengemukakan pendapat / mengekspresikan rasa tidak senangnya dengan menyakiti orang lain, dengan cara : diam / memendam sendiri, mencoba kamuflase, perilaku kasar, bicara kasar dan membantah disertai kekerasan.
2. Marah yang konstruktif
            Adalah dimana seseorang dapat mengemukakan pendapat / mengekspresikan rasa tidak  senang atau tidak setuju tanpa menyakiti, dengan cara : bicara jelas, tegas, tidak mengancam, kontak mata tapi tidak menimbulkan masalah baru dan relaks.

*hahahah,,,,hati” kawan sama yang begitu”an…jangan sampe kita jadi bulan-bulanan mereka..hahahah..:D,,,,,,kabur adjalahhh….Eits,,bentar dech ternyata marah menimbulkan banyak kerugian buat kita…simak nich :
1. Perasaan tidak tenang
2. Merasa lelah
3. Habis energi
4. Orang lain menjadi sakit hati
5. Banyak musuh
6. Tidak punya teman
7. Merugikan diri sendiri, orang lain, dan juga lingkungan.

*Nah…dari penjelasan diatas ada beberapa cara untuk mengelola marah yaitu :
1. Menghindari objek kemarahan
2. Sering-sering tarik nafas panjang, berdo’a dan merenungkan kerugian-kerugian marah.
3. Olahraga mungkin juga bias membuat kita lebih rilexs.
4. Mencoba mengerti klo perbedaan pendapat itu wajar, bahkan bermanfaat karena kita bisa melatih rasa tanggungjawab.
5. Mencoba menerima klo ejekan itu merupakan bagian dari kritik yang membangun untuk kita.
6. Pada intinya MARAH JANGAN DIPELIHARA!!!!..


Sifat cemburu ini adalah naluri manusia yang amat sukar dibendung. Ramai yang beranggapan bahawa orang perempuan kuat cemburu. Sebenarnya dalam soal ini, samada lelaki atau wanita, sifat cemburu ini ada pada setiap manusia. Cuma kamu perlu bijak dalam mengawal perasaan cemburu. Jadi fikir-fikirkanlah yang mana baik dan yang mana buruk.

Tanda”nya orang cemburu :
1.      Rasa Curiga yang berlebihan.
2.      Tidak tenang
3.      Menganggap dirinya paling benar
4.      Tidak mau mendengarkan penjelasan

Cemburu juga ada kerugiannya hlo.....hati” sama perasaan itu...biasanya nich nyerang orang yang lagi falling in love (baca : jatuh cinta)...ini nich kerugiannya :
1.      Si dia akan cepat bosan bersama kamu.
2.   Percintaan kamu hambar kerana kamu langsung tidak ada kawan lain.
3.   Selalu berlaku pertengkaran kerana sifat curiga yang terlampau.
4.   Pergerakan sentiasa diawasi seperti orang bersalah.

Eits…tunggu dulu…mau pasanganmu menjauh karena perasaan cemburumu yang berlebih??ahh…tentu tidak jawabnnya khn. Nah..makanya jangan egois jadi orang. Mencoba mengerti ngga ada salahnya koq. Awalnya nich aku juga ngrasain yang namanya cemburu setelah aku baca beberapa atrikel, aku mulai memahami dan mencoba lebih ngerti,,makanya aku nulis blogg ini.




Nah..saatnya merubah semua pikiran kita, caranya emang sich agak sulit tapi bagimana kita juga koq,,,,ufthhh…tapi aku yakin kalian semua pasti bisa..!!!
1.      Mencoba menghilangkan pikiran negative dan mencoba berpikirpositive.
2.      Percaya kuncinya itu percaya.
3.      Yakin klo apapun itu pasti uda ada jalannya, alias uda ditentuin sama Tuhan.

               4.      Bersiap untuk kemungkinan terburuk jadi saat kecurigaan kita benar ngga bikin kita down .


Kesimpulannya :
Cemburu dan marah itu dua hal yang erat hubungannya, karena cemburu kita jadi marah-marah ngga jelas. Karena marah dapat timbul rasa cemburu dalam hati. Kawan dua sifat ini harus kita hindari klo memang menginginkan hubungan yang adem ayem (baca: baik-baik saja). Manusia memang ngga ada yang sempurna kesempurnaan hanya milik Tuhan, tapi kita bisa berusaha mendekati itu!!!tidak ada yang tag mungkin kecuali menjadi Tuhan, Nabi, Malaikat. Semoga catatanku ini bermanfaat bagi kalian para pembaca. 

Jenis-jenis Emosi



  1. Emosi Sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar.
  2. Emosi Psikis , yaitu emosi yang mempunyai alasan –alasan kejiwaan

Emosi Psikis Dibagi Menjadi Lima Kelompok Yaitu ;

1.Perasaan Intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup kebenaran.Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk :

a.rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah
b.rasa gembira karena mendapat suatu kebenaran
c.rasa puas karena dapat menyelesaikan persoalan –persoalan ilmiah yang harus dipecahkan

2.Perasaan Sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok.Wujud perasaan ini seperti :

a.rasa solidaritas
b.persaudaraan ( ukhuwah)
c.Simpati
d.kasih sayang, dan sebagainya

3.Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai –nilai baik dan buruk atau etika ( moral ). Contohnya :

a.rasa tanggung jawab ( responsibility)
b.rasa bersalah apabila melanggar norma
c.rasa tentram dalam mentaati norma

4.Perasaan Keindahan ( estetis )

yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dari sesuatu, baik bersifat kebendaan ataupun kerohanian

5.Perasaan Ketuhanan

 yaitu merupakan kelebihan manusia sebagai makluk Tuhan, dianugrahi fitrah ( kemampuan atau perasaan ) untuk mengenal; Tuhannya.Dengan kata lain, manusia dianugerahi insting religius ( naluri beragama ).Karena memiliki fitrah ini, maka manusia di juluki sebagai “ Homo Divinans“ dan “ Homo Religius“ atau makluk yang berke-Tuhan-an atau makluk beragama.

cara membaca garis tangan





bagaimana cara membaca garis tangan 
– Ada dua cara membaca garis tangan, pertama Chiromancy, seni meramal telapak tangan untuk melihat gambaran masa depan. Chiromancy berusaha menarik kesimpulan dari garis-garis yang ada dengan menggabungkan karakter dan masa depan si pemilik tangan. Kedua Chirology, ilmu yang mempelajari karakter seseorang dari garis tangannya. Chirology banyak digunakan dalam bidang kesehatan untuk mendiagnosa penyakit seseorang.

Dalam membaca garis tangan, tidak hanya dilihat dari garis saja tapi juga berdasarkan tekstur kulit, besar tangan, bentuk tangan, dan sebagainya. Namun sebagai pemula, kita dapat memfokuskan pada garis, lekukan dan jenis tangan.
Sekarang, perhatikan baik-baik tangan Anda!

Layanan Konseling Kelompok


Layanan Konseling Kelompok


1.      Makna layanan dan konseling
Layanan konseling kelompok yaitu suatu layanan konseling yang diberikan kepada beberapa orang dalam suatu kelompok yang dilakukan oleh konselor dalam membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok agar tercapai perkembangan optimal.

Layanan Konseling Perorangan


  Layanan Konseling Perorangan


1.      Makna Layanan Konseling Perorangan
Layanan Konseling perorangan adalah suatu layanan konseling yang diselenggarakan oleh konselor dan seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien. Pembahasan masalah konseling perorangan bersifat holistik ( bersifat menyeluruh) dan spesifik (menuju kearah pemecahan masalah).

2.      Tujuan Layan Konseling Perorangan
Tujuan layanan konseling perorangan yaitu untuk mengentaskan masalah yang di alami klien. Atau bisa juga bertujuan agar klien mampu memahami kondisi dirinya sendiri baik itu merupakan suatu kelebihan maupun kelemahannya.
Tujuan layanan konseling perorangan adalah merujuk pada fungsi-fungsi bimbingan dan konseling,diantaranya;
1.    Fungsi pemahaman
Klien mampu memahami dirinya sendiri secara mendalam.
2.    Fungsi pengentasan
Bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dihadapi klien.
3.    Fungsi pengembangan dan pemeliharaan
Untuk mengembangkan potensi – potensi yang dimiliki individu secara optimal dan memelihara unsure-unsur positif yang ada pada diri klien.

3.      Isi Layanan Konseling Perorangan
Isi layanan konseling perorangan tidak ditentukan oleh konselor sebelum proses konseling dilaksanakan (tidak ditentukan oleh konselor). Masalah dapat ditentukan setelah melakukan identifikasi melalui proses konseling.
Masalah ynag dijadikan isis layanan konseling perorangan mencakup ;
a.       Masalah yang berkenanan dengan bidang pengembangan pribadi
b.      Bidang pengembangan sosial
c.       Bidang pengembangan pendidikan atau kegiatan belajar
d.      Bidang pengembangan karir
e.       Bidang pengembangan kehidupan keluarga
f.       Bidang pengembangan kehidupan beragama

4.      Teknik Layanan Konseling Perorangan
Teknik-teknik dalam mencapai tujuan layanan konseling perorangan adalah ;
1.      Kontak mata
2.      Kontak psikologi
3.      Ajakan untuk berbicara
4.      Penerapan 3 M (mendengar dengan cermat,memahami secara tepat,dan merespon secara tepat dan positif )
5.      Keruntutan
6.      Pertanyaan terbuka
7.      Dorongan minimal
8.      Refleksi isi
9.      Penyimpulan
10.  Penafsiran
11.  Konfrontasi
12.  Ajakan untuk memikirkan sesuatu yang lain
13.  Peneguhan hasrat
14.  Penfrustasian klien
15.  Strategi tidak memaafkan klien
16.  Suasana diam
17.  Tranferensi
18.  Teknik eksperensial
19.  Interprestasi pengalaman
20.  Asosiasi bebas
21.  Sentuhan jasmaniah
22.  Penilaian
23.  Pelaporan

5.      Kegiatan Pendukung Layanan Konseling Perorangan
Kegiatan-kegiatan pendukung dalam layanan konseling perorangan,diantaranya;
1.      Aplikasi instrumentasi
2.      Himpunan data
3.      Konferensi kasus
4.      Kunjungan rumah
5.      Alih tangan kasus

6.      Pelaksanaan Layanan Konseling Perorangan
Beberapa tahapan pelaksanaan layanan  konseling perorangan, diantaranya sebagai berikut ;
1.      Perencanaan ,meliputi;
a.       Mengidentifikasi klien
b.      Mengatur waktu pertemuan
c.       Mempersiapkan tempat dan perangkat teknik penyelenggaraan layanan
d.      Menetapkan fasilitas layanan
e.       Menyiapkan kelengkapan administrasi
2.      Pelaksanaan,meliputi;
a. menerima klien
b. menyelenggarakan penstrukturan
c. membahas masalah klien dengan menggunakan teknik-teknik
d. mendorong pengentasan masalahnya klien
e. memantapkan komitmen klien dalam pengentasan masalahnya
f. melakukan penilaian segera
3.      Evaluasi jangka pendek
4.      Analisis hasil evaluasi,melakukan hasil penilain terhadap kegiatan konseling yang telah dilaksanakan.
5.      Tindak lanjut,meliputi;
a.       Menetapkan jenis arah tindak lanjut
b.      Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak-pihak terkait dan merencanakan tindak lanjut.
6.      Laporan ,meliputi;
a.       Menyusun laporan layanan konseling perorangan
b.      Menyampaikan laporan
c.       Mendokumentasikan laporan

Sabtu, 30 Maret 2013

METODE PENELITAN EKSPERIMEN



A.    Pengertian
Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita melakukan  sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di control secara ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen.  Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiono : 2010).
Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan.
B.     Karakteristik Penelitian Eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :
  1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (acak).
  2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
  3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
  4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
  5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
  6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol disini adalah inti dari metode eksperimental, karena variabel control inilah yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang sengaja dilakukan dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).
Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar dapat kita simpulkan karakteristik penelitian eksperimen adalah antara lain :
  1. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
  2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
  3. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
  4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity).
C. Langkah-langkah Penelitian Eksperimen
Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti beriku :
  1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
  2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
  3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
  4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a)   Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
b)   Menentukan cara mengontrol.
c) ` Memilih rancangan penelitian yang tepat.
d)   Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian.
e)   Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
f)   Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
g)   Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
  1. Melaksanakan eksperimen.
  2. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
  3. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
  4. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
  5. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.
D. Beberapa Bentuk Desain Penelitian Eksperimen
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010, beliau membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental designtrue experimental design, dan quasy experimental design.
1. Pre-experimental design 
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam antara lain :
a.      One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.
b.      One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c.       Intact-Group Comparison 
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
2. True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi atas :
a. Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
b. Pretest-Posttest Control Group Design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
c. The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.
3. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental designQuasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a. Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
b. Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c. Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
4. Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, S. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional
Fuchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Solso, R. L MacLin, M. K, O. H. (2005). Cognitive Psychologi. New York. Pearson
Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta
Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara