Selasa, 02 April 2013

TIPS MENGHIDARI KEKERASAN DALAM PACARAN

      Secara umum memang laki-laki lebih sering diketahui melakukan kekerasan ini dibandingkan perempuan. Namun jangan salah, pada kenyataannya perempuan juga bisa menjadi pelakunya lhoOoo.
     Kekerasan dalam hubungan pacaran ini perlu mendapatkan perhatian oleh kita, terutama remaja, yang mulai berpacaran. Kenapa? Karena ternyata mengakibatkan dampak negatif pada orang-orang yang menjadi korban. Dampak yang paling mudah terlihat oleh mata kita adalah dampak fisik berupa memar atau luka ringan hingga yang paling parah adalah kematian. Selain itu dampak yang juga bisa dialami adalah dampak psikologis. Dampak psikologis ini juga bermacam-macam, mulai dari turunnya kepercayaan diri kita, gangguan dalam emosi (mengalami emosi sedih dan marah), depresi, hingga mengalami reaksi stres pascatrauma.
     Oleh karena itu, untuk menghindari adanya rangkaian kekerasan dalam hubungan pacaran, teman-teman yang terKHUSUS PARA REMAJA dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:
  1. Mengenali pasangan dan hubungan berpacaran yang sedang dijalani                                Mengenali siapa pacar kita merupakan cara yang paling tepat untuk menghindari kekerasan. Sebelum memutuskan berpacaran, sebaiknya ketahui perilaku calon pacar serta kebiasaan baik dan buruknya. Saat sudah berpacaran, kenali hubungan dengan menanyakan hal ini pada diri sendiri: Apakah pacar sangat pencemburu, terutama jika kamu tidak berada di sampingnya? Apakah ia sering menuntut kamu melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan? Apakah pacar melarang kamu untuk berhubungan dengan teman-teman kita? Apakah emosi pacar naik turun dan mudah marah? Apakah kamu merasa ketakutan jika pacar anda marah? Apakah ia dengan mudah mengatakan hal negatif tentang kamu (misalnya: menyebut kamu bodoh, tidak berguna, dll)? Apakah pacar bisa tampil menjadi dua orang yang berbeda, sesaat ia memukul dan memaki, namun kemudian akan meminta maaf dan memohon pada kamu untuk kembali padanya? Apakah pasangan sering mengatakan bahwa ia melakukan itu semua demi kebaikanmu? Jika teman-teman menjawab YA pada satu atau lebih pernyataan tersebut, maka ada kemungkinan bahwa teman-teman berada dalam hubungan kekerasan.
  2. Bersikap asertif dengan menyatakan keberatan atau berani berkata ”Tidak” saat pasangan mulai memaksa melakukan sesuatu yang tidak kita suka dan tidak sepantasnya            Cobalah untuk mengungkapkan pendapat atau keberatan kamu kepada pasangan dengan cara yang tepat. Beritahu dengan tenang perilaku yang seperti apa yang tidak kamu sukai beserta alasannya. Setelah itu ungkapkan harapanmu terhadap pacar. Harus sama-sama kita ingat bahwa kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Perilaku yang dipaksakan oleh orang lain dan memiliki konsekuensi negatif seharusnya tidak kita lakukan. Dengan berani bersikap, kita juga memiliki kontrol atas diri kita sendiri dan tidak cenderung didominasi oleh pasangan.
  3. Mencari dukungan sosial dari pihak yang dipercaya jika perilaku pasangan mulai membuat kita ketakutan.                                                                                                                  Kekerasan secara psikis biasanya lebih sulit diketahui oleh orang lain karena dampaknya tidak mudah terlihat. Bagi teman-teman yang menyadari perilaku pasangan mulai mengganggu atau mengancam diri, cobalah untuk berkomunikasi secara terbuka pada pihak yang dapat dipercaya seperti orang tua atau sahabat. Hal ini bisa membantu kita mendapatkan masukan mengenai apa yang harus dilakukan. Jika merasa bahwa dampak yang dialami sudah semakin parah dan teman-teman merasa butuh cerita ke pihak yang lebih ahli, maka teman-teman dapat mendatangi psikolog untuk konseling.
  4. Evaluasi kelanjutan hubungan pacaran.
    Hubungan yang sehat adalah hubungan yang terbuka, setara (tidak ada yang mendominasi), saling mendukung, serta membuat individu berbahagia. Jika teman-teman ternyata masuk ke dalam hubungan yang rentan dengan kekerasan dan masih ragu untuk memutuskan apakah hubungan harus diteruskan atau tidak, tanyakan hal-hal berikut ini kepada diri: Apakah hubungan yang didasari cinta harus mendatangkan ketakutan pada diri kamu? Apakah normal jika kamu terus menangis atau sedih karena perilaku yang dilakukan pasangan? Apakah pantas jika pasangan membuatmu merasa rendah diri? Apakah yang dilakukan pasangan merupakan perilaku yang didasari rasa cinta? Jika kebanyakan jawaban adalah TIDAK, maka teman-teman tidak perlu khawatir untuk berhenti dalam hubungan tersebut. Ingat bahwa kita punya hak untuk menjadi bahagia dan kekerasan bukan hal yang pantas dilakukan di dalam sebuah hubungan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar