Ku lihat sekilas
benang yang lurus terpancang mengikatku. Dari titik itulah aku akan memulai
segalanya. Saat tangan yang memegangKu terlepas, setting keseimbanganKu akan otomatis berjalan dan tarikan
demi tarikan menaikkan diriKu perlahan ke angkasa “kata
simerah pada sihitam”. Layang-layang merah pun melanjutkan ceritanya
tentang indahnya mengudara diangkasa.
Sebuah hal yang
wajar bila kau merasa senang karena bisa terbang. Kau akan senang karena bisa
melihat luasnya dunia. Dan kini banyak orang yang melihat dirimu “tukas sihitam”.
Kini aku mulai
terulur oleh tangan yang mulai pudar. Meski aku masih bisa terbang dan mengudara
sepertimu.Tetapi aku tak menikmati sepoy angin yang menggelitik itu. Kamu tahu
kenapa??karena tangan itu tak pernah lagi seirama ketika mengulurku. Tangan itu
mulai mengulur dan menarik-narik taliku,tanpa peduli tali yang mengikatku.Aku
ingin tenang disana (Langit),dan aku ingin melihat tangan itu disitu (Bumi). Memang
jauh,tapi setidaknya aku bisa menikmati tangan itu dari kejauhan dan kadang
terlupakan “kata sihitam”.
Setelah berkisah
tentang sedikit kata-kata tentang sebuah laying-layang merah dan layang-layang
hitam tadi. Sekarang waktunya kita buat berbagi tentang ilmu.
Pernahkah kalian
mendengar filosofi layang-layang???sudah. Ooke trimakasih :p…
Layang-layang itu memiliki beberapa
filosofis ,diantaranya ;
- Memiliki impian yang tinggi.
Semakin tinggi,semakin baik.Dan semakin tinggi pula, semakin besar
godaan,ujian yang muncul. Seperti kehidupan, semakin kuat iman seseorang,
ujian yang diberikan Allah sesuai dengan kualitas keimanannya.
- Bersyukur kepada Allah Yang
Maha Penguasa, yang mengatur segala hal dalam kehidupan kita. Allah selalu
memberikan yang terbaik dunia dan akhirat. Dan memang, tujuan utama dari
hidup di dunia adalah akhirat.
- Keseimbangan yang harus selalu
dijaga, seperti halnya dalam kehidupan rumah tangga kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar